Kamis, 19 Februari 2009

Tas Lapangan / "Field Bag" ANTI NYAMUK


Tersedia "Anti Mosquito Field Bag", bahan terbuat dari kain kanvas lukis (cukup tebal).
Di design untuk Anda yang selalu bepergian ke Lapangan, Tas tersebut dapat dipakai untuk
membawa peralatan dan perlengkapan survei (inspeksi) lapangan, seperti lampu senter, forcep, Loupe, pipet, botol vial, kompas, flipboard, logbook dll.

Tersedia dalam 2 (dua) ukuran (Lihat Gambar di atas) :
  • Kecil dengan ukuran 40 x 40 cm
  • Besar dengan ukuran 45 x 45 cm
Gambar di buat dengan cara Bordir. Gambar bisa disesuaikan dengan permintaan (gambar-gambar hama lainnya, spt. Tikus, Kecoa, Semut, Lalat dll.).

Harga untuk 1 (satu) tas ukuran kecil Rp. 90.000,- (Sembilan puluh ribu rupiah).
Harga untuk 1 (satu) tas ukuran besar Rp.100.000,- (Seratus ribu rupiah)

Pemesanan dapat dilakukan melalui e-mail : zbbahang@yahoo.com atau
Mobile phone : +628129306106, Pesanan akan dikirim 1 (satu) minggu setelah pembayaran. Pembayaran dilakukan melalui transfer Bank.
,jumlah pemesanan minimal 10 (sepuluh) tas.

Minggu, 16 November 2008

PENGENDALIAN LALAT



Lalat adalah salah satu hama serangga terbang yang cukup penting, disamping mengganggu kenyamanan hidup manusia, lalat diketahui dapat menularkan beberapa penyakit seperti diarhe, dysentery, cholera, thypoid dll. Ada 2 (dua) cara pengendalian lalat, masing-masing adalah :
  • Cara non-kimiawi (tanpa racun serangga)
  • Cara kimiawi (dengan racun serangga)

Pengendalian non-kimiawi
Untuk mencegah pertambahan populasi lalat, yang utama adalah dengan menjaga sanitasi (kebersihan) lingkungan dan diikuti dengan menutup semua akses masuk lalat ke dalam bangunan dengan pemasangan kawat (kasa) nyamuk, tirai plastik atau tirai angin dipintu-pintu utama bangunan, pemasangan perangkap cahaya (Ultra Violet) dan perangkap daya tarik ("attractant" / "pheromone") di dalam dan sekeliling bangunan serta dianjurkan memasang perangkap rekat ("glue trap") di area luar bangunan.

Pengendalian kimiawi
Adalah cara-cara dengan menggunakan racun serangga (insektisida) untuk membunuh larva lalat (belatung) di tempat penimbunan sampah organik atau ditempat perkembangbiakan lalat, dan juga membunuh lalat dewasa dengan cara penyemprotan residu di tempat lalat dewasa hinggap. Pengasapan ("fogging") atau Pengkabutan ("cold aerosol") juga dapat dilakukan pada saat-saat lalat aktif terbang di pagi atau sore hari.

Monitoring dan Evaluasi
Harus dilakukan untuk setiap metoda pengendalian yang telah dilakukan, ini adalah tahapan penting dalam Pengendalian Lalat Terpadu.

Kamis, 13 November 2008

PENGENDALIAN NYAMUK TERPADU





Di Indonesia diperkirakan ada 450 jenis nyamuk, dan sebagian adalah sebagai penular beberapa penyakit dan hama pengganggu kenyamanan manusia. Nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus adalah penular penyakit Demam Berdarah dan Chikungunya.

Nyamuk Culex quinquefasciatus adalah pengganggu kenyamanan manusia di kota dengan saluran air limbah yang tersumbat, terutama pada musim kemarau, nyamuk ini juga dapat menularkan penyakit kaki gajah (filariasis) bancrofti. Nyamuk Anopheles spp. Di Indonesia diketahui ada 16 jenis yang dapat menularkan penyakit malaria.

Pengendalian nyamuk dewasa dan larva (jentik) harus dilakukan secara Terpadu, untuk menurunkan populasi nyamuk dan diikuti dengan monitoring dan evaluasi dengan cara mengukur padat populasi nyamuk dewasa dan jentik.

Pengendalian Nyamuk dapat dilakukan dengan cara-cara TANPA DAN ATAU DENGAN INSEKTISIDA. Pengendalian Jentik pada tempat perindukan nyamuk adalah salah satu cara yang sangat penting untuk mencegah dan menurunkan populasi nyamuk di suatu area tertentu.

Utamakanlah cara pengendalian Tanpa Insektisida, cara pengendalian dengan menggunakan Insektisida adalah cara terakhir yang dapat digunakan, apabila cara-cara tanpa insektisida dinilai kurang berhasil.

Rabu, 27 Februari 2008

FENOMENA GUNUNG ES PADA POPULASI LALAT RUMAH


Lalat rumah, Musca domestica, keberadaan populasi serangga terbang ini merupakan indikator kondisi SANITASI LINGKUNGAN. Yang dimaksud dengan FENOMENA GUNUNG ES ("Iceberg Phenomenon") adalah Lalat rumah dewasa yang terlihat berterbangan dan hinggap di Lingkungan kita adalah kira-kira 20 % dari total populasinya. Yang 80 % lagi dalam stadia Telur, Larva (belatung) dan Pupa (Kepompong) berada dan hidup tersembunyi di dalam tumpukan sampah organik. Kalau kita ingin mengurangi / memberantas populasi Lalat Rumah, disamping kita memberantas Lalat dewasanya juga kita harus memberantas Stadia yang tersembunyi di dalam tumpukan sampah Organik.
Untuk mencegah peningkatan populasi Lalat Rumah sebaiknya kita harus meningkatkan kualitas SANITASI LINGKUNGAN, Bersih itu Sehat...........
Buanglah Sampah pada tempatnya, Tutuplah tempat penampungan sampah sementara, Jangan biarkan Sampah Organik menumpuk terlalu lama, Pisahkan tempat penampungan sampah sementara antara sampah organik (basah) dan sampah anorganik (kering), Tutuplah semua akses masuk Lalat ke dalam bangunan.

RAYAP, SERANGGA SOSIAL, SILENT DESTROYER



Rayap, adalah serangga sosial dari Ordo Isoptera, mempunyai pembagian kasta masing-masing adalah Ratu (Queen), Pekerja (Worker), Prajurit (Soldier) dan calon Ratu/Raja (Alate / Laron).
Satu Koloni atau Sub-koloni Rayap hanya mempunyai satu (1) Ratu dengan tugas bertelur, makan dan mengendalikan koloni melalui sistem hormon ("Pheromone") dari sarangnya. Kasta Pekerja dengan total populasi 90 - 95 % dari anggota koloni bertugas mencari makan (Cellulose kayu dan produk kayu) untuk Ratu dan anggota koloni lainnya, dengan cara diam-diam kasta pekerja inilah yang merusak struktur kayu pada bangunan dan juga peralatan yang terbuat dari kayu, Kasta Prajurit dengan total populasi 5 - 10 % dari anggota koloni bertugas menjaga keamanan Sarang dan koloni dari gangguan musuh-musuhnya, kasta Prajurit dilengkapi dengan rahang (mandibula) yang kuat. Kasta Alate (Laron) calon Ratu dan Raja biasanya terlihat banyak dan menyebar pada musim hujan, akan berpasangan (tandom) setelah melepaskan sayapnya akan mencari tempat yang sesuai untuk mulai membentuk Koloni / Sub-koloni baru. Lindungilah Bangunan Anda dari Gangguan Rayap............

Senin, 18 Februari 2008

SEMUT TROTOAR ("PAVEMENT ANT")


PAVEMENT ANT (SEMUT TROTOAR)
Ordo/Family : Hymenoptera / Formicidae
Nama ilmiah : Tetramorium caespitum (Linnaeus)

Diskripsi (Uraian) :
Ukuran panjang tubuh 2 – 4 mm dengan warna tubuh gelap dan kaki berwarna cerah. Mempunyai 2 duri kecil di bagian belakang thoraks, mempunyai 2 (dua) tonjolan (node) di bgn petiole, dan tubuhnya ditutupi oleh bulu kaku yang halus. Semut ini mudah di-identifikasi dengan tanda alur sempit yang sejajar pada bagian kepala dan thoraks.

Biologi :
Sedikit sekali informasi biologi tentang semut ini. Waktu perkembangan telur – dewasa adalah 36 – 63 hari. Hidup di dalam bangunan, muncul dari pupa dan kawin setiap waktu, dan semut ini muncul di luar bangunan pada bulan Juni dan Juli.

Habit :
Semut ini bersarang di luar bangunan di bawah batu-batuan, di sepanjang tepi jalan untuk pejalan kaki, di bawah lempengan beton (pondasi) dll. Semut ini masuk ke dalam bangunan karena ada sumber makanan dan masalah khusus karena adanya lempengan beton. Di dalam bangunan, bersarang di dalam dinding, di dalam sekat, di lantai dan di tempat-tempat yang hangat pada musim hujan (dingin). Makanannya adalah serangga, daging, biji2an dan manisan, lebin disukai adalah daging dan lemak. Adalah semut dengan pergerakan lambat dalam mencari makanan hanya sejauh 30 kaki dari sarang. Meskipun tidak agresif semut pekerja dapat menggigit dan menyengat.

Pengendalian :
Semua retakan dinding yang dapat dijadikan akses masuk ke dalam rongga dinding harus ditutup (sealed), juga retakan di lempeng pondasi dan sambungannya harus ditutup. Ceceran sampah di bagian bawah bangunan yang memungkinkan semut ini bersarang harus dibersihkan. Semut trotoar tertarik pada umpan makanan manis dan protein. Umpan sebaiknya diletakkan pada jalur dan tempat semut ini biasa ditemukan.
Umpan beracun dalam wadah di letakkan di dalam bangunan yang tidak dapat dijangkau oleh anak-anak dan hewan peliharaan. Umpan harus sering diperiksa untuk mengetahui aktifitas makan dan keberadaan semut ini. Sarang semut di luar bangunan dapat dibasahi (disemprot) dengan formulasi cairan. Perhatian khusus harus diberikan pada retakan pondasi dan sambungannya.

Rabu, 13 Februari 2008

Bagaimana cara Kecoa Jerman masuk dan berkembang biak di dalam bangunan ???

Tempat-tempat rawan yang dapat digunakan oleh kecoa Jerman Blatella germanica masuk, bersembunyi dan berkembang di dalam bangunan

  1. Masuk melalui / ikut barang-barang bawaan milik tenant, dari luar dalam bentuk nympha dan dewasa + telur

  2. Masuk melalui / ikut barang-barang bawaan milik pengunjung, dari luar dalam bentuk nympha atau dewasa

  3. Bersembunyi dan berkembang biak di receiving area : pada tumpukan barang tidak terpakai, tempat sampah, celah dan retak bangunan

  4. Bersembunyi dan berkembang di dalam gudang makanan & minuman : di celah tumpukan bahan-bahan, di celah dan retak konstruksi bangunan

  5. Bersembunyi dan berkembang di dalam gudang barang-barang (bukan makanan & minuman) : di celah tumpukan barang, di celah dan retak konstruksi bangunan

  6. Bersembunyi dan berkembang di area dapur : di celah dan retak konstruksi bangunan, di celah peralatan dapur seperti celah meja, celah dishwashing equipment, celah lemari, tempat sampah, celah refrigerator dll.

  7. Bersembunyi dan berkembang di area restaurant : di celah dan retak konstruksi bangunan, dicelah peralatan restaurant seperti meja, kursi, lemari, ice machine, mesin hitung, coffee maker dll.

  8. Bersembunyi dan menyebar melalui Trolley barang.

  9. Bersembunyi dan berkembang di celah tumpukan barang-barang dagangan di area toko.

  10. Bersembunyi dan berkembang di dalam toilet : di celah dan retak konstruksi bangunan.

  11. Bersembunyi dan berkembang di celah asbak rokok / tempat sampah, celah pot tanaman hias di lobby dan koridor.

Berdasarkan pengetahuan dan pengalaman di atas, maka diperlukan peran aktif semua pihak terkait termasuk tenant, pengunjung dan pengelola gedung untuk sekurang-kurangnya menjaga sanitasi / kebersihan di dalam dan lingkungan bangunan serta menunjang program pest-management (Pengendalian Hama) yang harus dilaksanakan secara terus-menerus.


Selasa, 12 Februari 2008

TIKUS KOTA


RODENT ISSUES, From PCT, August 2004, p32-52 CITY RATS

TAHUKAH ANDA??? 18 “DONGENG” TIKUS PERKOTAAN

  1. Tikus Norwegia, Rattus norvegicus di perkotaan mempunyai nama yang berbeda-beda, tergantung dari area infestasinya, antara lain ada yang dinamakan Tikus got, Tikus dermaga, Tikus sungai, Tikus lorong, Tikus rumah atau Tikus gudang.
  2. Tidak ada seorangpun tahu jumlah tikus di perkotaan, atau tidak ada yang tahu secara tepat berapa rasio jumlah tikus dan jumlah manusia di suatu lingkungan tertentu, bisa lebih banyak tikusnya, atau bisa juga lebih banyak manusianya, kemungkinan kisaran jumlah tikus dari mulai nol (=0) sampai dengan beberapa lusin tikus di area tertentu di perkotaan dan ini disebabkan oleh pengaruh beberapa faktor lingkungan setempat.
  3. Tikus dan mencit mempunyai tubuh yang elastis atau “fleksibel” yang dapat melalui celah dan lubang yang “relatif” sempit.
  4. Tikus mengerat semua benda yang ditemui disamping untuk menahan laju pertumbuhan gigi bawahnya, juga adalah cara tikus untuk merasakan / mencari makanan yang diinginkan.
  5. Tikus got, Rattus norvegicus yang terberat pernah ditemukan di London dengan berat 410 gram, dalam literature tikus got terberat adalah 600 – 800 gram.
  6. Tikus kota kebal terhadap Racun Tikus, di Perkotaan ada Tikus dan Mencit yang kebal terhadap racun tikus antikoagulan generasi pertama, tetapi tidak / belum ditemukan yang kebal terhadap antikoagulan generasi kedua.
  7. Ibu tikus mengajari anak-anaknya untuk menjauh dari perangkap dan umpan beracun yang tersedia. Ibu-ibu tikus memberi contoh pada anak-anaknya untuk tidak masuk ke dalam perangkap dan memakan racun yang disediakan oleh manusia dan si anak-anaknya mengikuti contoh yang diberikan.
  8. Kucing ikut mengendalikan populasi tikus dan mencit di apartment, tetapi tidak dapat mengendalikan infestasi tikus secara tuntas.
  9. Tikus di perkotaan agresif, dilaporkan bisa menggigit anak-anak, Anjing dan juga orang tua yang tidur di area-area dimana tikus sering liwat di area-area tersebut.
  10. Tikus kota hidup berdampingan dengan manusia, ada tikus yang hidup di bagian atas bangunan, dan banyak juga tikus perkotaan yang hidup di bagian bawah dari kota manusia.
  11. Tikus got dapat menjadi buta dan berukuran besar dari ukuran biasanya.
  12. Tikus dan Mencit sering kencing dan sering buang kotoran bila dibandingkan dengan hewan Mammalia besar lainnya, karena Tikus dan Mencit tidak mempunyai kantung kemih sehingga tidak dapat menahan dan mengatur kencing.
  13. Perbaikan jalan dan saluran air di perkotaan akan menyebabkan tikus-tikus lari mendekat ke bagian dasar bangunan dan bila memungkinkan akan masuk ke dalam bangunan.
  14. Tikus got dan Mencit tidak dapat menularkan penyakit Rabies (Anjing Gila), gigitan tikus pada manusia belum pernah dilaporkan dapat menularkan rabies, tidak seperti Kelelawar, Srigala, Anjing, Kucing dan gigitan binatang liar lainnya.
  15. Tikus dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius, dengan menularkan berbagai patogen antara lain : Leptospirosis, Pes, Salmonellosis, Typhoid, Dysentery dll. sehingga harus dikendalikan secara baik.
  16. Tikus-tikus adalah penular Hantavirus pulmonary, kecuali tikus got, Hantavirus pulmonary ditularkan oleh Mencit Rusa, Mencit kaki putih dan binatang pengerat (Rodentia) liar lainnya.
  17. Musim dapat menyebabkan meningkatnya populasi tikus, banyak faktor yang dapat menyebabkan peningkatan populasi tikus di perkotaan, antara lain bertambahnya jumlah bangunan, cara pengelolaan & pembuangan sampah yang kurang baik, padatnya penduduk, kesemrawutan perkotaan, suhu, serta bertambah tuanya infrastruktur perkotaan.
  18. Manusia tidak akan pernah berhasil membersihkan tikus-tikus dari perkotaan / permukiman, adalah sangat sukar membasmi tikus dari area perkotaan, dibutuhkan Uang dan Sumber Daya yang cukup. Seluruh anggota masyarakat harus mempunyai komitment : “LEAVING IT CLEANER THAN YOU FOUND IT”, yang bisa dilakukan adalah agar Rattus norvegicus masuk dalam daftar binatang yang jarang ditemukan di Kota kita.

Minggu, 10 Februari 2008

Tahukah Anda???


Untuk Semua, Berapa banyak darah manusia yang hilang dihisap nyamuk? (Nyamuk sebagai Ektoparasit dan Penular Penyakit).
Perkiraan volume darah yang dihisap oleh satu ekor nyamuk = 2 – 5 mm3
Rata-rata jumlah nyamuk menghisap darah pada waktu tertentu (per jam; per malam) sangatlah spesifik tergantung dari populasi nyamuk di area tersebut dan faktor-faktor lainnya.
Contoh :
Rata-rata jumlah nyamuk betina menggigit orang per malam = 5 nyamuk
Rata-rata volume darah yang dihisap oleh seekor nyamuk betina = 3 mm3
Rata-rata volume darah setiap orang yang hilang dihisap nyamuk per malam = 5 X 3 mm3 = 15 mm3
Perkiraan jumlah pddk. di BETAJAGO (Bekasi, Tangerang, Jakarta & Bogor) digigit nyamuk per malam = 10 juta orang dari 20 juta jumlah pddk.
Perkiraan jumlah darah manusia yang hilang dihisap nyamuk per malam di BETAJAGO = 10,000,000 X 15 mm3 = 150,000,000 mm3 = 150 liter
Untuk Indonesia dengan jumlah pddk. 220 juta, perkiraan volume darah yang hilang dihisap nyamuk per malam = 132 juta (60% dari Jlh. Pddk.) X 15 mm3 = 1,980,000,000 mm3 = 1980 liter
DAPAT ANDA BAYANGKAN ??? BERAPA BANYAK DARAH MANUSIA YANG TELAH HILANG DI HISAP NYAMUK.
PERLU DIINGAT BAHWA BEBERAPA JENIS NYAMUK DAPAT JUGA MENULARKAN PENYAKIT, KHUSUSNYA DI KAWASAN TROPIS DUNIA.

Salam selalu,
ZBBahang

Minggu, 20 Januari 2008

Telur Aedes aegypti & Ae. albopictus tahan kering


Kita lupa bahwa telur nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus (keduanya adalah penular virus Dengue dan chikungunya) dapat tahan kering selama 3 (tiga) bulan. Telur-telur tersebut melekat pada dinding atau dasar wadah air yang kering, wadah air bisa berupa kaleng bekas, ban mobil bekas, bak mandi & WC, drum, talang air, lubang batang pohon, lubang bambu, tatakan pot tanaman hias dan lain-lain wadah air kering yang tidak disangka-sangka dan kadang-kadang tersembunyi. Bila suatu saat wadah-wadah air kering yang mengandung telur nyamuk Aedes tsb. terisi air (terutama dalam musim hujan) maka telur-telur Aedes tsb. akan menetas, dan dibutuhkan waktu sekitar 10 (sepuluh) hari dari telur utk. menjadi nyamuk dewasa. Kalau sudah menjadi nyamuk dewasa jantan dan betina akan kawin, setelah kawin yang betina akan mencari dan meghisap darah utk. mengembangkan telurnya, pada saat nyamuk Aedes betina menghisap darah manusia yang kemungkinan ada virus Dengue atau Chikungunya (viremia), maka nyamuk tsb. seumur hidupnya mengandung (infektif) dengan virus yang akan ditularkan kepada orang lain pada saat nyamuk menghisap darah berikutnya (setelah bertelur), setiap 2 - 3 hari nyamuk betina akan selalu mencari dan menghisap darah.
Kalau jentik/pupa sudah menjadi nyamuk dewasa akan lebih sulit diberantas, sebaiknya cegahlah telur, jentik & pupa menjadi nyamuk dewasa, caranya dengan PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk) atau dengan Menguras (kalau mungkin), Menutup (jangan lupa), Mengubur/Memusnahkan serta Monitor (4 M plus, bukan 3M plus) semua WADAH AIR yang berpotensi menjadi Tempat Perindukan Ae.aegypti atau Ae.albopictus. Yang dimaksud plus : utk. wadah air yang tidak mungkin dikuras, ditutup atau dikubur bisa menggunakan ikan pemakan jentik atau larvasida yang dapat membunuh jentik nyamuk Aedes.
Silahkan melaksanakan kegiatan 4 M plus secara terus-menerus, terutama memonitor (selalu memeriksa wadah air di lingkungan masing-masing).